Suaraonline.com – Apakah kamu orang yang selalu berusaha menjadi baik di kantor, tapi tidak dihargai rekan kerja? Padahal kamu selalu mencoba membantu mereka, menjaga mereka dan bisa dibilang selalu menomor satukan kepentingan mereka sebelum diri sendiri. Jika iya, kamu mungkin termasuk dalam kategori people pleaser.
People pleaser adalah orang yang memiliki kecenderungan untuk selalu berusaha membuat orang lain senang agar bisa diterima di pertemanan atau di lingkungan tersebut hingga rela mengorbankan dirinya sendiri.
Fenomena semacam ini sering terjadi di masyarakat, terutama di dunia kerja. Beberapa rekan kerja meminta bantuanmu, tanpa memikirkan kamu sedang mengerjakan tugas apa, sudah punya banyak tugas, yang mereka tahu hanyalah kamu merupakan orang yang selalu bilang “iya” atas semua permintaan mereka.
Penyebab People Pleaser Sering Tidak Dihargai di Kantor
People pleaser biasanya adalah orang yang selalu berharap untuk diterima dengan baik di masyarakat, termasuk di kantor yang merupakan tempat di mana banyak orang dari berbagai latar belakang bekerja bersama.
Namun, alih-alih dihargai, perilaku ini justru sering membuat mereka dianggap remeh. Mengapa bisa begitu?
1. Dianggap “Selalu Ada”
Salah satu sifat buruk manusia yaitu manusia seringkali menyepelekan sesuatu yang selalu mudah dijangkau, selalu ada. People pleaser biasanya tidak pernah menolak apa pun yang orang inginkan, sehingga tanpa sadar orang lain beranggapan bahwa ia tidak keberatan diberi tugas tambahan.
Lama-lama, bantuan itu bukan lagi dihargai, tetapi dianggap kewajiban, yang apabila ditolak maka akan di cap sebagai orang jahat. Lingkaran setan inilah yang terkadang membuat seorang people pleaser sulit lepas dari apa yang tidak seharunya menjadi tanggungjawabnya.
2. Batasanmu tidak terlihat
Jarang berkata “tidak” untuk setiap perkataan orang, bukanlah indikasi bahwa kamu orang yang baik, malah itu justru indikasi bahwa kamu tak punya batasan untuk dirimu sendiri. Kamu tidak bisa menghargai diri sendiri, lantas bagaimana orang bisa menghargaimu?
Jika kamu tidak pernah bilang “tidak”, rekan kerja tidak tahu batas kemampuanmu. Mereka pikir kamu sanggup meng-handle semuanya.
3. Kamu Tidak Memiliki Ketegasan
Orang yang tegas dalam bersikap dan berprinsip dalam masyarakat dianggap sebagai orang yang layak untuk dihargai dan bahkan didengarkan. Jika dalam bertindak dan bersikap kamu selalu lemah, orang akan hilang rasa percaya dan respeck kepadamu. Akibatnya, kamu akan sulit dihargai di lingkunganmu.
Orang yang tegas terlihat kuat dan jelas. People pleaser sering dianggap “lemah”, padahal sebenarnya kamu hanya ingin menjaga perasaan orang.
Baca Juga: Stop Jadi People Pleaser! Kenali Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Berhentinya
Cara Menghargai Diri Sendiri agar Tidak Terus-Terusan Diremehkan
Menjadi orang baik bukanlah kesalahan, tapi terlalu memaksa diri untuk selalu bisa menjadi baik bagi semua orang tanpa memperdulikan kemampuan diri sendiri bukanlah hal yang dibenarkan.
Belajarlah untuk menjadi baik tanpa mengorbankan diri sendiri dan berhenti menjadikan penilaian orang lain sebagai patokanmu. Berikut cara untuk bisa menjadi orang baik, tanpa mengorbankan diri sendiri.
1. Belajar Menetapkan Batas (Boundaries)
Kamu harus mengetahui kapan kamu bisa mengatakan “ya” dan kapan “tidak”. Kamu harus membiasakn diri untuk melawan perasaan takut saat mengatakan “tidak”. Ingatlah, berkata tidak bukan berarti kamu jahat, melainkan kamu dalam upaya menjaga dan menghargai diri sendiri.
Contoh kalimat penolakan yang bisa kamu lakukan,
“Maaf, aku tidak bisa mengambil tugas itu karena tanggunganku sudah penuh.”
2. Hentikan Haus Validasi Orang Lain
Jangan menjadikan “baik” orang lain sebagai patokan bahwa kamu baik. Kamu tidak perlu menjadi penyelamat semua orang agar diakui, cukup jadi dirimu sendiri dan lakukan hal baik yang sesuai dengan agama, norma dan aturan yang ada. Karena penghargaan yang sehat datang dari kompetensi dan karakter, bukan dari mengorbankan diri.
3. Berhenti Mengambil Tanggung Jawab Orang Lain
People pleaser sering merasa bersalah jika tidak menolong, sehingga tanpa sadar menjadikan tanggung jawab orang lain sebagai tanggung jawabnya.
Alih-alih membuat orang terbantu, kamu malah membuat orang yang dibantu semakin malas dan ketergantungan padamu dan pada akhirnya mengambil alih semua hal hanya membuatmu makin tidak dihargai.
Menjadi baik itu bagus, tetaplah menjadi baik yang tidak hanya baik untuk orang lain, tapi juga baik untuk dirimu sendiri. Semoga bermanfaat..
Baca juga: Menulis Artikel Menggunakan AI: Solusi Cerdas atau Ancaman untuk Website Pemula?




