SUARAONLINE.COM – Kasus bullying berkedok candaan menjadi tren masa kini yang terus dipertahankan dan menjadi asumsi harian. Beberapa mulai menormalisasikan ejekan verbal yang dibungkus dengan tawa dan candaan.
Seakan semua akan berjalan normal setelah sekian detik itu berlalu, hanya karena kita tak pernah tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya dari korban bullying. Bercanda memang dianggap sebagai salah satu cara bertahan hidup.
Namun ternyata, ada batasan waktu dan tempat dalam bercanda. Jangan hanya karena ingin mementingkan kebahagiaan diri menjadikan semua hal bahan candaan yang malah merugikan dan menyakiti orang lain.
Saat ini bully tak sekadar fisik saja, secara perlahan mental seseorang dibuat jatuh dan tertindas demi kemenangan pelaku. Kita perlu waspada akan kasus bullying berkedok candaan. Berikut informasi mengenai definisi hingga penanganan kasus bullying.
Definisi dan Jenis Pembullyan
Bullying menjadi istilah kekinian dari kata lain perundungan. Bullying merupakan tindakan mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain, baik dengan kontak fisik atau psikis dengan tujuan utama menyakiti dan merendahkan harga diri.
Tindakan ini bisa berupa kekerasan fisik, sosial, maupun verbal yang dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu. Tindakan ini dilakukan secara sadar dan sengaja oleh sekelompok orang yang merasa kuat.
Jenis kasus bullying ini beragam. Seperti yang nyata kita saksikan pada umumnya yaitu melalui kekerasan fisik meliputi memukul, mendorong, menjambak, bahkan hingga menggigit.
Kasus bullying selanjutnya melalui verbal atau kalimat ucapan langsung. Tindakan ini bisa berupa ancaman, merendahkan, mencela, mengejek, bahkan memaki dengan terus menyebarkan berita palsu.
Selanjutnya ada perilaku non verbal langsung yang umumnya dilakukan bersama tindakan fisik dan verbal. Tindakan ini berupa ekspresi wajah yang merendahkan, mengejek, ataupun mengancam seperti tatapan sinis.
Sedangkan perilaku non verbal tidak langsung dilakukan dengan memanipulasi persahabatan atau lingkungannya sehingga menjadi retak. Bisa juga dengan mendiamkan atau mengabaikan seseorang.
Kasus bullying yang terakhir adalah perundungan emosional. Keadaan ini merupakan dampak dari emosional seseorang, yakni kondisi ketika seseorang tidak mendapat apa yang diinginkan yang tanpa disadari meluapkan rasa kesalnya pada sekitarnya.
Jenis pembullyan ini berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Korban dari pembullyan ini akan mengalami gangguan mental yang juga dapat mengganggu fisik serta kesehariannya.
Ada dua sudut pandang yang menyebabkan terjadinya kasus bullying. Seorang pembully terkadang memiliki jejak memori masa lalu yang rasa sakitnya masih berbekas. Tontonan kekerasan masa lalu yang membuatnya sulit memaafkan dirinya sendiri.
Yang secara tak sadar salah satu balas dendam terbaik adalah dengan melakukan penindasan yang lebih keras terhadap orang lain. Pelaku bullying umumnya memiliki kelompok pelindung yang menjadi pendukungnya melancarkan aksi bullying.
Pelaku bullying identik ingin mendominasi dan sulit menghargai orang lain. Ia memiliki kontrol diri yang rendah serta tidak memiliki perasaan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
Dari sudut pandang seseorang yang dibully, beberapa dari mereka kurang pandai berkomunikasi sehingga sulit melakukan pembelaan terhadap diri sendiri. Disamping itu juga memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Tanda-Tanda Kasus Bullying Berkedok Candaan!
Anak-anak dan remaja menjadi sasaran paling ampuh dalam tindakan bullying, meski secara umum bisa terjadi pada kalangan mana saja. Oleh karenanya, berikan perhatian penuh terhadap. Berikut tanda-tanda kasus bullying yang harus kamu tahu!
Seseorang yang mengalami bullying umumnya mengalami kecemasan, gelisah, hingga perasaan selalu waspada. Ketakutan yang kuat membuatnya tidak tertarik pergi ke sekolah atau keramaian yang lain.
Dampak tindakan ini berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Pada kasus bullying yang berat bisa menyebabkan seseorang depresi bahkan hingga mendorong seseorang melakukan tindakan yang berbahaya.
Tak hanya berdampak pada fisik dan kesehatan mental, kasus bullying berkedok candaan ini mempengaruhi kondisi sosial hingga dapat menurunkan kualitas hidup. Korban bullying akan merasa kurang percaya diri dalam memutuskan banyak hal.
Disamping dampak negatif bagi korban, ternyata kasus bullying berkedok candaan ini juga berdampak buruk bagi pelaku. Pelaku bullying akan selamanya merasa ingin menang dan mendominasi dalam segala hal.
Seringnya sulit mendengarkan orang lain, sehingga sulit juga baginya untuk berempati pada orang lain. Menganggap semua masa adalah momentum bercanda, tanpa pernah tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya.
Penanganan kasus bullying berkedok candaan ini sebenarnya mudah. Jangan pernah menunjukkan sikap lemah bahkan hingga berkurang rasa percaya diri. Rasa takut justru akan membuat pelaku bullying merasa berbahagia dan puas akan tindakannya.
Kasus bullying berkedok candaan atau pembullyan secara verbal bisa ditangani dengan menanamkan komunikasi yang baik. Bagaimana cara mengatakan kalimat santun yang tidak menyakiti serta merugikan orang lain.
Bercanda mungkin menjadi salah satu cara bertahan hidup dari kerumitan hidup. Sudah seharusnya seseorang bisa membedakan kalimat untuk bercanda dengan kalimat yang menyeru pada kasus pembullyan.
Dalam jangka panjang bullying ini berdampak buruk bagi masa depan seseorang. Sehingga mulai sekarang belajar mengontrol kalimat yang sekiranya tidak merusak mental orang lain. Demikian sekilas informasi mengenai kasus bullying berkedok candaan. Semoga bermanfaat!