Kalau mendengar istilah self boundaries dalam hubungan percintaan, mungkin banyak yang masih bingung atau bahkan belum benar-benar memahami artinya.
Wajar saja, karena topik tentang self boundaries dalam konteks cinta memang masih jarang dibahas di kalangan muda-mudi. Kenapa jarang? Karena banyak yang masih beranggapan bahwa cinta itu harus sepenuhnya, harus totalitas, harus selalu menuruti pasangan, berkorban, dan memberi tanpa batas.
Padahal, kalau dipikir-pikir, dari situlah masalah sering muncul. Banyak yang akhirnya kehilangan jati diri demi mempertahankan hubungan. Nah, di sinilah pentingnya self boundaries batas sehat yang bikin kamu tetap jadi diri sendiri meskipun sedang jatuh cinta.

Self boundaries bisa diartikan sebagai batas sehat antara “aku” dan “kita”. Dalam hubungan, sering kali seseorang terlalu fokus membahagiakan pasangannya sampai lupa memikirkan kebutuhannya sendiri. Semua keputusan, perasaan, bahkan waktu, dikendalikan oleh orang lain. Kalau hal ini dibiarkan terus, pelan-pelan kamu bukan lagi jadi diri sendiri, tapi hanya jadi bayangan dari pasanganmu dan di situlah bahaya mulai muncul.
Punya self boundaries bukan berarti kamu egois. Justru dengan batas yang jelas, kamu tahu kapan harus mengalah dan kapan harus mempertahankan diri. Hubungan yang sehat itu butuh dua orang yang sama-sama utuh, bukan satu pihak yang terus mengalah demi mempertahankan cinta. Karena kalau salah satu kehilangan batas, hubungan itu bisa berubah jadi toxic tanpa sadar.
Bayangin deh, kamu terus menuruti kemauan pasangan mulai dari cara berpakaian, siapa yang boleh kamu temui, sampai kegiatan yang boleh kamu lakukan. Lama-lama kamu capek, tapi tetap nurut karena takut kehilangan. Nah, di titik itu, kamu udah kehilangan self boundaries. Cinta yang awalnya indah bisa berubah jadi tekanan batin yang nggak kelihatan, karena kamu udah jadi “budak cinta” tanpa sadar.
Supaya hal itu nggak terjadi, penting banget buat mulai belajar bikin self boundaries sejak awal hubungan. Pertama, kenali diri sendiri. Apa yang kamu suka, apa yang bikin kamu nggak nyaman, dan apa yang jadi prinsip hidupmu. Kalau kamu tahu batas itu, orang lain juga akan tahu bagaimana harus bersikap ke kamu.
Kedua, komunikasikan batasanmu ke pasangan. Jangan takut dibilang kaku atau jutek. Orang yang benar-benar sayang pasti bakal menghargai dan memahami batasanmu. Cinta yang sehat itu bukan tentang siapa yang paling berkorban, tapi siapa yang paling menghargai.
Ketiga, belajar berkata tidak tanpa rasa bersalah. Banyak orang kelelahan karena nggak enak menolak, padahal hatinya sudah nggak sanggup. Kalau kamu terus memaksakan diri, lama-lama kamu sendiri yang kehilangan kebahagiaan.
Keempat, beri ruang untuk diri sendiri. Nggak apa-apa kok punya waktu sendirian, menikmati hobi, atau sekadar rebahan tanpa diganggu. Waktu untuk diri sendiri bukan tanda kamu nggak cinta, tapi justru bentuk menjaga kesehatan mental supaya tetap stabil dalam hubungan.
Terakhir, sadari bahwa self boundaries adalah bentuk cinta juga. Cinta bukan berarti harus selalu berdekatan, tapi tahu kapan harus menjaga jarak agar tetap bisa bernapas. Ketika kamu punya self boundaries yang kuat, kamu bisa mencintai dengan lebih sadar dan sehat tanpa kehilangan diri sendiri.
Jadi, jangan takut pasang batas. Karena dengan self boundaries, kamu bukan cuma melindungi diri dari hubungan yang salah, tapi juga menciptakan ruang untuk cinta yang lebih tulus dan dewasa. Biar kamu tetap bisa jatuh cinta, tanpa harus jatuh kehilangan dirimu sendiri.
Baca Juga : Menciptakan Kebahagiaan Untuk Diri Sendiri! 3 Langkah Menjadi Bahagia!




