SUARAONLINE – Siapa yang tak kenal dengan istilah QLC atau Quarter Life Crisis. Istilah ini merupakan nama bagi suatu kondisi mental yang biasa dialami orang-orang berumur 25-30an tahun. Kondisi ini biasa dihubungkan dengan kondisi mental anak muda yang sering merasa kalah saing dengan orang lain yang dilihatnya di media sosial. Masa ini juga identik dengan masa cemas seseorang terhadap masa depannya. Lalu apa sebenarnya Quarter Life Crisis itu dan bagaimana kita menghadapinya!
Apa Itu Quarter Life Crisis
Dalam bahasa Indonesia, QLC atau Quarter Life Crisis artinya krisis seperempat abad. QLC bisa disebut juga sebagai fase dimana seseorang pada usia sekitar 18 sampai dengan 30 tahun yang sering merasa khawatir, cemas, bingung, bahkan tidak memiliki arah karena ada ketidakpastian dalam kelanjutan hidup.
Seseorang yang mengalami QLC biasanya akan merasa cemas dengan banyak hal seperti karier, percintaan, kehidupan sosial, dan lainnya. Tak jarang QLC ini bisa membuat seseorang merasa tidak memiliki tujuan hidup atau bahkan sering mempertanyakan keberadaan atau eksistensinya sebagai seorang manusia. Overthinking atau memikirkan suatu hal secara berlebihan juga biasa dilakukan seseorang yang sering mengalami QLC. Maka tak heran jika seseorang yang mengalami QLC sering mengalami cemas berlebih dan berujung overthinking pada hal-hal yang tidak perlu.
Penyebab Quarter Life Crisis
Banyak penyebab QLC, umumnya terjadi pada seseorang yang sedang beranjak dewasa atau menuju dewasa yang baru pertama kali mengalami masalah orang dewasa untuk pertama kalinya. Beberapa hal lainnya yang bisa menyebabakan quarter life crisis diantaranya
- Adanya masalah finansial atau pekerjaan
- Sedang merintis dan merencanakan masa depan
- Sedang menjalani hubungan perasaan untuk pertama kalinya
- Putus cinta setelah menjalani hubungan
- Adanya teman sebaya yang telah mencapai impiannnya
- Sedang membuat keputusan pribadi yang akan mempengaruhi hdupnya untuk jangka waktu yang lama
- Hidup mandiri untuk pertama kali
Tanda-Tanda Quarter Life Crisis
Selain hal-hal yang bisa menjadi penyebab QLC, tanda-tanda QLC juga perlu kamu perhatikan sebab hal ini akan menjadi poin penting untuk menyadari sedini mungkin apakah kamu mengalami QLC atau tidak. Ini dia tanda-tanda QLC
- Merasa bingung terhadap masa depan
- Cenderung sulit membuat keputusan ketika dihadapkan dnegan banyak pilihan
- Merasa kurang termotivasi untuk menjalani rutinitas harian
- Merasa terjebak dengan keadaan yang tidak disukai
- Khawatir tertinggal dengan teman sebayanya
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
- Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain
Kemajuan teknologi membuat semua orang bisa melihat pecapaian dan kisah satu sama lain di media sosial. Hal ini yang biasanya akan menjadi sumber kecemasan dan alasan untuk membanding-bandingkan diri. Padahal hal tersebut adalah keniscayaan zaman keterbukaan informasi yang tidak bisa dihindari. Jadi, sudah seharusnya kamu mengolah fokus dan memposisikan diri dengan sebaik-baiknya agar tidak terdistraksi dengan pencapaian orang lain.
- Lakukan sesuatu yang bearti bagimu
Daripada terus menerus membandingkan diri lebih baik melakukan sesuatu yang berarti atau berguna untuk meraih impian jangka pendek atau jangka panjangmu. Kamu juga bisa memaksimalkan waktu yang kamu punya untuk mengenal dirimu lebih dalam dan mengeksekusi temuan penelitianmu itu, sebab saat ini banyak orang yang kurang mengenal dirinya sendiri dan berujung overthinking melihat progres orang lain.
- Bercerita dengan orang terdekat
Tak ada salahnya untuk bercerita atau bertukar kisah dengan orang yang dipercaya. Kamu bisa bercerita atau bertukar pikiran dengan sahabat, orang tua, atau teman yang menurutmu bisa memberikan pandangan yang baik untuk kondisi yang sedang kamu hadapi. Dukungan atau respon yang orang lain berikan atas kondisi atau hal yang sedang kamu hadapi biasanya akan menjad energi eksternal yang bisa menambah semangatmu untuk terus berusaha dan meraih apa yang kamu inginkan, alih-alih overthinking pada hal yang orang lain raih.
- Ubah rasa khawatir menjadi tindakan
Kebingunganmu dan kecemasanmu akan lebih produktif untuk memelajari sesuatu atau belajar untuk meningkatkan kapasitas diri. Misalnya kamu khawatir dengan jenjang karir kedepan, kamu bisa mulai mengikuti kelas persiapan kerja atau kursus online yang bisa menunjang kapasitasmu untuk naik kelas.
- Mulai cintai diri sendiri
Terlalu sering stres atau cemas dengan masa depan akan membuatmu lupa untuk mensyukuri nikmat yang masih terus bisa dinikmati tiap harinya. Dampak lainnya adalah kamu bisa melupakan pencapaian atau usaha-usaha yang pernah kamu upayakan sebelumnya dan berujung tidak mencintai diri sendiri.
Apresiasilah hal-hal kecil yang kamu capai tiap harinya dan mulai cintai diri sendiri dengan lebih dan kurangnya. Energi positif itu akan terpancar oleh dirimu sendiri dan kamu akan lebih positif menjalani hari serta mengejar tujuan hidup lainnya. Hal lain yang bisa kamu upayakan untuk lebih mencitai diri sendiri adalah dengan berolahraga, makan makanan yang sehat, bertemu dengan banyak orang yang punya visi misi hidup yang sama denganmu, dan lainnya.
Jadi, QLC ini sejatinya bisa kamu cegah dengan mengubah fokus hidupmu pada dirimu sendiri. Fokus inilah yang akan menjadikanmu lebih legowo atau lapang dada dengan segala hal yang orang lain alami dan tetap fokus dengan tujuan hidup yang sedang kamu usahakan. Hal itulah yang sejatinya diperlukan agar Quarter Life Crisis tidak terjadi di era keterbukaan informasi terutama di media sosial yang segala macam informasi tidak bisa kamu hindari. Semangat menjaga kesehatan mental dan fokus diri ya!
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga bagi Kesehatan Mental dan Fisik