SUARAONLINE – Fenomena penyebab banyaknya sarjana pengangguran di negara berkembang merupakan sebuah masalah yang di anggap remeh. lulusan sarjana yang diharapkan mampu membawa perubahan untuk memperbaiki perekonomian dan kehidupan masyarakat. Namun, kenyataannya banyak di luar sana lulusan sarjana yang ikut menjadi penyumbang hilangnya sumber daya penting dalam membantu perekonomian di negara berkembang. Lantas apa penyebab banyaknya sarjana pengangguran di negara berkembang ini? Simak artikel berikut untuk penjelasan lengkapnya!
Berikut Penyebab Banyaknya Sarjana Pengangguran di Negara Berkembang
Penyebab banyaknya sarjana pengangguran telah menjadi masalah kronis di banyak negara berkembang. Meskipun pendidikan tinggi seharusnya membuka peluang kerja yang lebih baik, kenyataannya sering kali berbeda. Penyebab banyaknya sarjana pengangguran di negara berkembang merupakan masalah yang kompleks dan multidimensi. Memiliki pendidikan yang tinggi diharapkan mampu memiliki masa depan yang lebih terjamin.
Penyebab lain adalah jumlah lulusan sarjana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, peningkatan ini tidak selalu diimbangi dengan peningkatan lapangan kerja yang sesuai, sehingga menyebabkan penumpukan lulusan yang mencari pekerjaan. Banyak orang yang memiliki pendidikan yang tinggi dan keahlian yang baik, tetapi kurangnya peluang kerja yang sesuai dengan latar belakang mereka menyebabkan mereka sulit menemukan pekerjaan yang cocok.
1. Ketidaksesuaian skill antara perguruan tinggi dengan pasar kerja
Sebagian mahasiswa hanya di berikan hard skill sebagai output dari nilai pembelajaran tanpa memberikan kemampuan soft skill. Ketidakseimbangan antara kebutuhan pasar kerja dengan latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya sarjana pengangguran. Dan kebanyakan dari mahasiswa hanya mengejar gelar bukan materinya serta hanya sekedar ikut ikutan teman atau trend.
2. Terlalu Pilih Pilih Pekerjaan
Banyak Sarjana yang bermimpi untuk bekerja di perusahaan perusahaan besar dengan gaji tinggi dan fasilitas menarik. Kebanyakan dari para sarjana juga tidak mau bekerja jika tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Hal ini menyebabkan banyak para sarjana menolak atau melewatkan peluang peluang kerja yang seharusnya bisa dimanfaatkan.
3. Kurangnya lapangan pekerjaan
Banyak anak muda yang memiliki pendidikan yang tinggi dan keahlian yang baik, tetapi kurangnya peluang kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini menyebabkan para sarjana sulit untuk menemukan pekerjaan yang cocok serta perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat beberapa pekerjaan yang membutuhkan para lulusan sarjana, kini bisa menggunakan mesin canggih untuk aktivitasnya.
4. Belum mengerti apa yang diinginkannya
Banyak sarjana yang belum memiliki gambaran tujuan yang jelas tentang apa yang ingin mereka lakukan setelah lulus. kebanyakan mereka bingung dan ragu dalam menentukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. serta tidak memiliki rencana dan strategi untuk ke depannya.
5. Kurangnya pengalaman kerja
Banyak perusahaan besar yang mengharapkan kandidat memiliki pengalaman kerja yang relevan. Kebanyakan dari Sarjana yang baru lulus mungkin kesulitan menemukan pekerjaan karena kurangnya pengalaman praktis.
Baca Juga: 10 Bisnis Franchise di Bawah Rp5 Juta yang Menguntungkan dan Cocok untuk Pemula