
SUARAONLINE.COM — Anemia merupakan satu keadaan badan di mana kandungan hemoglobin (Hb) pada darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah elemen dalam sel darah merah/eritrosit yang berperan untuk mengikat oksigen dan mengantarkannya ke semua sel kumpulan sel tubuh. Anemia sebagai salah satunya permasalahan kesehatan warga di Indonesia yang bisa dirasakan oleh semua barisan usia dimulai dari balita sampai lanjut usia.
Pemicu Anemia
Anemia muncul karena beragam sebab, seperti kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan oleh produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara kronis atau menahun. Ada 3 pemicu anemia, yakni:
Defisiensi zat nutrisi
Rendahnya konsumsi zat nutrisi baik hewani dan nabati yang disebut sumber zat besi yang berperanan sebagai pembikinan hemoglobin sebagai elemen dari sel darahmerah/eritrosit. Zat nutrisi penting yang lain berperanan penting dalam pembikinan hemoglobin diantaranya asam folat dan vitamin B12. Pada pasien penyakit infeksi akut seperti TBC, HIV/AIDS,dan kegarangan sering dibarengi anemia, karena kekurangan konsumsi zat nutrisi atau akibatnya karena infeksi tersebut.
Pendarahan (Loss of blood volume)
Pendarahan karena kecacingan dan trauma atau cedera yang menyebabkan kandungan Hb turun. Pendarahan karena menstruasi yang lama dan terlalu berlebih
Hemolitik
Pendarahan pada pasien penyakit tertentu seperti malaria, thalasemia perlu dicurigai karena terjadi hemolitik yang menyebabkan penimbunan zatbesi (hemosiderosis) di organ badan, seperti hati dan limpa.
Gejala
Gejala yang kerap dijumpai pada pasien anemia ialah 5 L (Lemas, Lemas, Kurang kuat, Capek, Lupa), dibarengi sakit di kepala dan pusing (“kepala muter “), mata berkunang-kunang, gampang mengantuk, cepat raih dan susah fokus. Secara medis pasien anemia disinyalir dengan “pucat” dari muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
Pencegahan Anemia
Usaha penangkalan dan pengendalian anemia dilaksanakan dengan memberi konsumsi zat besi yang cukup ke badan untuk tingkatkan pembangunan hemoglobin. Usaha yang bisa dilaksanakan ialah:
Tingkatkan konsumsi makanan sumber zat besi
Tingkatkan konsumsi makanan sumber zat besi dengan skema makan bergizi imbang, Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani misalnya hati, ikan, daging dan unggas, dan dari nabati yakni sayur warna hijau tua dan kacang-kacangan. Untuk tingkatkan peresapan zat besi dari sumber nabati perlu konsumsi buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin C, seperti jeruk, jambu. Peresapan zat besi bisa dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
Suplementasi zat besi
Kondisi di mana zat besi dari makanan tidak memenuhi keperluan pada zat besi, perlu didapatkan dari suplementasi zat besi. Pemberian suplementasi zat besi dengan teratur sepanjang periode waktu tertentu mempunyai tujuan untuk tingkatkan kandungan hemoglobin dengan cepat, dan perlu diteruskan untuk tingkatkan simpanan zat besi pada tubuh.
Jauhi konsumsi tablet lebih darah (TTD) bertepatan dengan :
- Teh dan kopi karena memiliki kandungan senyawa fitat dan tanin yang bisa mengikat zat besi jadi senyawa yang kompleks hingga tidak bisa diserap.
- Tablet Kalsium (kalk) jumlah yang tinggi, bisa menghalangi peresapan zat besi.
- Obat sakit maag yang berperan melapis permukaan lambung hingga peresapan zat besi terhalang. Peresapan zat besi akan makin terhalang bila memakai obat maag yang memiliki kandungan kalsium.
Penyembuhan Penyakit Penyerta
Penanggulangan anemia harus dilaksanakan bertepatan dengan penangkalan dan penyembuhan, diantaranya:
1. Kurang Energi Kronik (KEK)
KEK/Kurus dilaksanakan skrining dengan pengukur Index Massa Badan (IMT). Bila menanggung derita KEK/ Kurus, perlu ditunjuk ke puskesmas.
2. Kecacingan
Jika diketemukan menanggung derita kecacingan, karena itu ditunjuk ke puskesmas dan diatasi sesuai Dasar Pengaturan Kecacingan di Indonesia, disarankan minum 1 tablet obat cacing tiap enam bulan.
3. Malaria
Pasien yang tinggal di wilayah epidemik malaria disarankan memakai kelambu dan dilaksanakan skrining malaria. Jika positif malaria, karena itu diatasi sesuai Dasar Penatalaksanaan Malaria di Indonesia.
4. Tuberkulosis (TBC)
Penyembuhan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sama sesuai Dasar Analisis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.
5. HIV/AIDS
Antiretroviral (ARV) sama sesuai Dasar Analisis dan Penatalaksanaan HIV/AIDS di Indonesia.
Refferensi :