SUARAONLINE – Banyak tujuan dari orang-orang yang ingin berlari. Ada yang memulai lari biar sehat atau biar gaya, tak jarang ada yang mengikuti aktivitas ini untuk sekadar ikut-ikutan. Beragam tujuan yang digunakan oleh orang-orang untuk berlari ini pun membuat banyak orang FOMO dan akhirnya tahu bahwa saat ini lari menjadi hal yang umum dilakukan oleh banyak orang. Lalu, bagaimana sebenarnya dampak gerakan baik ini? Apakah banyak orang yang ingin lari biar sehat atau biar gaya? Ternyata begini jawabannya!
Lari Biar Sehat atau Biar Gaya?
Ada sebuah postingan Instagram yang menyebut bahwa fase hidup dari orang-orang yang saat ini gemar berlari adalah menikah atau mengikuti marathon. “At my age everyone’s either getting married or running a marathon.”
Meski terkesan sangat relevan dengan kondisi orang-orang yang gemar berlari saat ini, tapi banyak juga orang-orang yang sudah mencintai lari dan menjalankan hobi tersebut hingga tua. Memang, kondisi semacam ini tidak bisa digeneralisir, tapi ada keumuman yang terlihat sama akhir-akhir ini, yaitu lari biar sehat atau biar gaya?
Fenomena joki Strava yang ramai beberapa waktu lalu menjadi tanda dari betapa pengaruh menjamurnya orang-orang yang mendadak suka lari semakin jelas. Banyak juga publik figur yang kini mulai menjajal jenis olahraga satu ini dan sebagian lainnya tertantang mengikuti event marathon.
Berbagai konten seputar lari pun seolah memnuhi linimasa media sosial banyak orang. Jenis olahraga ini pun sempat dicurigai akan menghilang dalam beberapa waktu ke depan, sebab dinilai tren musiman semata.
Jauh sebelum olahraga yang dianggap “tren” dan tujuan orang-orang untuk lari biar sehat atau biar gaya semakin jelas, sudah banyak orang yang memulai lari sejak lama. Tak heran, ramainya linimasa atas event lari dan konten yang membahas seputar lari tidak bisa digeneralisir hanya diisi oleh mereka yang FOMO (Fear Of Missing Out) saja.
Akhirnya, apa sebenarnya tujuan lari biar sehat atau biar gaya? Tentu jawabannya bergantung dari masing-masing orang. Ada yang hanya mengikuti event lari untuk mencoba jenis olahraga baru dan meraih sehat, tapi ada juga yang hanya FOMO dan ingin mendapat kesan “gaya” saja. Meski hanya ikut-ikutan, kamu masih punya banyak kesempatan ntuk mengubah tujuanmu untuk meriah kesehatan dari jenis olahraga satu ini.
Ada sejumlah strategi yang bisa kamu lakukan untuk mengendalikan FOMO berlari satu ini, yaitu
Mindfulness
Agat tidak terjebak di antara lari biar sehat atau gaya, kamu bisa menerapkan cara pandang mindfulness. Bukan hanya untuk memahami keinginan sesaat dan keinginan jangka panjang untuk menjalankan jenis olahraga satu ini, tapi juga untuk memilah apakah lari cocok untukmu hingga menjalani proses berlari yang mungkin akan terasa panjang.
Mengatur Screen Time
Mengatur screen time juga bisa menjadi sumber ketenangan yang bisa kamu capai untuk memetakan tujuan menjalankan olahraga lari ini. Kamu bisa semakin FOMO jika tidak mengatur screen time, karena banyaknya konten soal lari dari orang-orang yang sudah menekuni bidang ini sejak lama.
Tekanan yang tidak perlu pun bisa kamu kurangi dalam menjalani proses berlari. Mengurangi screen time ini bisa membuatmu lebih fokus dan terarah dalam menjalani proses berlari.
Membangun Komunitas atau Mengikuti Komunitas
Membangun komunitas atau mengikuti komunitas juga bisa membuatmu lebih terarah dalam menjalani proses berlari. Poin kedua dan ketiga untuk mengendalikan FOMO ini saling berkaitan, karena seringkali godaan untuk level up atau bertumbuh lebih cepat dalam menjalani proses berlari membuat kamu lebih terarah dalam berlatih.
Baca Juga: Ternyata Banyak Manfaat Lari Pagi yang Bisa Kamu Rasakan untuk Kesehatan Tubuhmu Loh!